Puasa Arafah dan Keutamaannya

Saat ini, kita sedang berada di bulan Dzulhijjah, dimana bulan Dzulhijjah merupakan salah satu mulia dalam kalender Hijriyah. Bulan ini sangatlah dinanti-nantikan umat Islam terutama bagi mereka yang menunaikan ibadah Haji. Selain itu, di bulan Dzulhijjah umat Islam melaksanakan Ibadah Qurban.

Namun, selain ibadah Haji dan Qurban, bulan Dzulhijjah juga memiliki keutamaan. Terutama di sepuluh hari pertama diawal bulan.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari R.A dari Ibnu Abbas R.A bahwa nabi Muhammad S.A.W bersabda, "Tiada hari dimana amal saleh pada saat itu lebih dicintai Allah S.W.T dari pada hari-hari ini, yakni sepuluh hari di bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya, Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? beliau menjawab, tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali mereka yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, dan kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

Di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal-amal saleh seperti bersedekah, zikir, berpuasa dan lainnya.



Kebetulan, pada akhir pekan kemarin di Sabtu malam usai melaksanakan Sholat Maghrib berjamaah, di Masjid di daerah kami diadakan pengajian mingguan dengan penceramahnya adalah salah satu Ustadz kondang di kota kami.

Salah satu yang dibahas dalam ceramah beliau adalah keutamaan di sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Namun, pada kesempatan kali ini, kita hanya akan membahas salah satunnya yakni Puasa yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah, yakni Puasa Arafah.

Puasa Arafah adalah Puasa yang dilaksanakan di hari Arafah pada saat jamaah haji melakukan Wukuf di Arafah.

Sebagaimana dikutip dari salah satu Hadits (H.R Muslim), dari Abu Qotadah, ia berkata, Rasulullah S.A.W bersabda, "Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, dan Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu".

Demikian besarnya keutamaan dari Puasa Arafah hingga bisa menghapus dua tahun dosa kita. Mengenai dosa yang diampuni satu tahun yang lalu, beberapa ulama berpendapat, bahwa jika bukan dosa kecil yang diampuni, maka dosa besar yang akan diperingan. Namun jika tidak, semoga ditinggikan derajat. Sementara pendapat lainnya, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, namun juga dosa besar terampuni.

Sementara untuk dihapusnya dosa satu tahun yang akan datang, Allah akan selalu menjaga kita dari perbuatan-perbuatan dosa setahun yang akan datang.

Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak menunaikan ibadah Haji. Sementara bagi yang melaksanakan ibadah haji disunahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa.

Pada tahun ini, untuk Puasa Arafah akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 11 September 2016.

Dipenghujung ceramah, sang Ustadz memberikan kesempatan bertanya pada para jamaah dan salah satu pertanyaan dari jamaah adalah mengenai puasa sebelum melaksanakan Sholat ied (Idul adha). Mendengar pertanyaan tersebut, sang Ustadz pun hanya tersenyum dan beliau pun memberikan jawaban. Beliau menjelaskan bahwa tidak ada puasa sebelum melaksanakan Sholat ied (Idul Adha). Karena pada hakekatnya Puasa adalah adalah menahan lapar (tidak makan dan minum) serta menahan hawa nafsu dan lainnya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Namun, sebelum melaksanakan Sholat ied, kita sangat dianjurkan tidak makan dan minum.

"Rasulullah S.A.W biasa berangkat Sholat ied (Idul Fitri), beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada Idul Adha, beliau tidak makan terlebih dahulu kecuali setelah pulang dari Sholat, baru beliau menyantap hasil dari Qurbannya," (H.R Ahmad)

Post a Comment

Copyright © CCB. Designed by OddThemes