Dewi Sartika di Google Doodle Hari ini - Google kembali menempatkan tokoh asal Indonesia pada Google Doodle pada hari ini Minggu, 4 Desember 2016. Pada Google Doodle kali ini, Google menampilkan tokoh perempuan asal Indonesia yang merupakan Pahlawan Nasional sekaligus Perintis Pendidikan Wanita Indonesia asal Jawa Barat, Raden Dewi Sartika.
Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan di makamkan pada suatu upacara sederhana di Pemakaman Cigagadon, Desa Rahayu, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Tiga tahun kemudian, dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
Ada beberapa hal yang patut diteladani dari sifat dan sikap dalam perjuangan Dewi Sartika di masa lalu, diantaranya adalah
*Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber
Perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 4 Desember 1884, tersebut merupakan putri dari pasangan Raden Somanegara dengan Nyi Raden Rajapermas. Ayahnya Raden Somanagara merupakan seorang pejuang kemerdekaan pada masa itu. Sedangkan sang ibu merupakan keturunan bangsawan di masa itu.
Sejak kecil hingga remaja, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya yang merupakan Patih di Cicalengka pada masa itu setelah ayahnya wafat. Bakat di dunia pendidikan memang telah ia tunjukkan sejak kecil. Selain itu, ia merupakan seorang perempuan yang gigih.
Pendidikan bagi kaum perempuan telah ia rintis sejak tahun 1902. Materi pelajaran yang ia ajarkan pada saat itu diantaranya mengenai memasak, merenda, menjahit, dan tentunya belajar membaca dan menulis.
Dua tahun kemudian, tepatnya 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia Belanda. Menggunakan ruang pendopo Kabupaten Bandung, ia mengajar dibantu oleh dua saudara sepupunya, yakni Ny. Poerwa dan Ny. Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang.
Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata yang juga merupakan seorang guru. Suaminya adalah guru di sekolah Karang Pamualang, yang saat itu merupakan sekolah latihan guru.
Dari pernikahannya dengan Raden Kanduruan, mereka memiliki putra bermana Raden Alot, yang dikemudian hari menjadi Ketua Umum BIVB (Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond), sebuah klub yang merupakan cikal bakal Persib Bandung.
Hingga tahun ke tahun, perjuangan yang dirintis Dewi Sartika membuahkan hasil. Delapan tahun dari pertama sekolahnya berdiri, sembilan sekolah telah berdiri se-Pasundan.
September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang tepat berusia 25 tahun. Diwaktu itu, nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Raden Dewi. Atas jasa-jasanya, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan di makamkan pada suatu upacara sederhana di Pemakaman Cigagadon, Desa Rahayu, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Tiga tahun kemudian, dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
Ada beberapa hal yang patut diteladani dari sifat dan sikap dalam perjuangan Dewi Sartika di masa lalu, diantaranya adalah
- Gigih dalam menjalankan perjuangannya
- Tekad yang kuat
- Memiliki kemauan belajar yang tinggi
- Sabar dalam membangun sesuatu
- Rendah hati dengan tanpa memilih-milih
*Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber
Post a Comment